Senin, 11 April 2011

SID: Kita Berhak Jadi Diri Sendiri

Sinar yang dipancarkan oleh band punk rock dari Bali, Superman Is Dead (SID), ternyata kuat menyedot para penonton pertunjukan-pertunjukan hari kedua 1000 Bands United 2010, yang digelar di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Sabtu (18/12/2010).

Di area Buperta Pramuka yang luas, Sabtu malam, tiga grup ternama, Slank, BIP, dan PAS Band, mendapat tempat manggung bergiliran di Mainstage 1 atau Mainstage 2, yang dibangun bersebelahan di Kempa II. Akibatnya, kebanyakan penonton sudah terpusat ke sana sejak menjelang magrib, menunggu ketiga band tersebut beraksi. Sementara itu, satu lagi grup terkenal, SID, mendapat tempat tampil terpisah, yaitu di Stage H, Kempa I, yang letaknya tak bisa dibilang dekat dari Kempa II. Mereka manggung dari pukul 21.50 WIB, sebagai puncak rangkaian pertunjukan di Kempa I. Aksi SID berakhir ketika PAS Band di Kempa II akan membawakan lagu ketiga dihitung dari ujung sajian grup Bandung tersebut yang menutup rangkaian pertunjukan di Kempa II.

Dengan kondisi itu, teorinya, akan sulit bagi SID untuk menarik banyak penonton di luar para penggemar SID--Outsider (cowok) dan Lady Rose (cewek). Memang, ketika SID sampai di tenda pengisi acara di belakang Stage H sehabis magrib, jumlah penonton masih relatif sedikit, beberapa puluh saja, dan rata-rata tentunya para penyuka SID. Namun, rupanya, SID bersinar cukup kuat untuk membuat sedikit demi sedikit orang terus berdatangan ke depan pentas mereka. Maka ketika Bobby Kool (vokal dan gitar), Eka Rock (bas dan vokal), dan Jerinx atau JRX (drum) mulai menggebrak Stage H dengan "Bangkit dan Percaya" dan "We are Outsiders", bentangan rumput di hadapan pentas itu pun dipenuhi kurang-lebih 1.000 penonton.

Raungan gitar, gebukan drum yang powerful sekaligus cepat, serta dentuman bas SID tak pelak membuat para Outsider menyanyi, melonjak-lonjak, moshing, saling menabrakkan badan satu sama lain, atau membuat tanda silang dengan kedua tangan, dengan jari-jari mengepal--pemandangan "wajib" pada pertunjukan-pertunjukan SID.

"Baru kali ini ada 1000 band jadi satu di sini. Yang pasti, semua selalu tertib, jangan lagi ada masalah, jangan lagi ada bencana, karena sudah cukup luka Indonesia," seru Bobby sebelum lagu "Luka Indonesia" digulirkannya bersama JRX dan Eka. Sebelum lanjut ke "Musuh dan Sahabat" dan "Saint of My Life", SID kembali mengingatkan para penonton untuk mencegah mereka gontok-gontokan akibat saling tabrak.

Menyanyi sebagai vokalis utama sesekali bukan hanya menjadi urusan Bobby. JRX, yang otot dan tatonya terlihat karena bertelanjang dada, beranjak dari balik set drumnya menuju ke bagian panggung paling depan. Ia lalu duduk di kursi yang disediakan dan menyampirkan gitar akustiknya di depan dadanya. "Gimana kabar semuanya? Gimana kabar Lady Rose?" sapanya setelah meminta para penonton duduk beralas rumput di hadapannya. "Saya mempersembahkan lagu ini untuk kebebasan di Indonesia. Setiap warga Indonesia berhak menjadi diri sendiri, berhak untuk tidak diatur-atur. Hidup perbedaan! And this called 'Lady Rose'," tuturnya disambut seruan sepakat dari para penonton.

Selanjutnya, sesudah JRX kembali ke "singgasana"-nya, SID menggebrak lagi dengan dua lagu kencang--"Kuta Rock City" dan "Kuat Kita Bersinar". Pertunjukan mereka ditutup dengan Eka melantunkan sepotong lagu "Kemesraan", karya Franky dan Johnny Sahilatua yang dipopulerkan oleh Iwan Fals, yang disambung oleh SID dengan "Jika Kami Bersama".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar