Selasa, 19 April 2011

SUPERMAN IS DEAD : MEMBERI PELAJARAN DI BALIK SUATU KARYA SENI

Awalnya saya tidak terlalu suka dgn band ini, maklum ditahun 2003 saat album mereka mulai laris di pasaran. Saya masih suka mendengarkan lagu-lagu boyband luar negeri dan band-band pop Indonesia yg sedang mengejar penjualan berjuta-juta copy. Tapi band yg satu ini lain, SID begitulah anak-anak muda memperkenalkan nama band ini kepada saya. Musik dgn speed drum yg cepat, saya bahkan tidak tahu aliran apa ini. Sampai akhirnya saya tahu, oh inilah yg dibilang musik punk rock. Di luar negeri ada Blink 182 & Green Day, Cuma itu yg saya tahu dan saya bukan tipe org yg bisa suka dgn mudah dgn sebuah band.

Dimulai saat teman saya sedang asyik menyanyikan lagu “Punk Hari Ini” dgn gitarnya, dalam hati saya berkata lagu siapakah ini bawa-bawa MTV sama Blink. Teman saya menjawab SID, “masa loe kaga’ tau…?”. Dan saya jawab, “baru denger sekarang ini”. Dan yang buat saya kaget saat pulang dan menonton MTV (tahun itu MTV masih keren, tahun sekarang nilai sendirilah, :) ternyata SID jadi MTV Exclusive Artist of the month. Rasa penasaranlah yg membuat saya akhirnya harus hunting keliling berbagai toko kaset utk sekedar mendengar lagu-lagu mereka. Tapi ternyata sulit, karena toko kaset di kota saya ini kurang begitu beres berjualan kaset. Jika tidak datang saat album suatu band keluar maka anda akan kehabisan. Kemudian teman saya menyarankan utk pesan, ternyata ada toko kaset yg seperti itu. Akhirnya 1 minggu berlalu saya memiliki album pertama SID “Kuta Rock City”. Walaupun ini album keempat tapi menurut saya inilah album pertama SID.

Tanpa ragu setiap hari saya mulai memutar lagu dalam kaset ini berulang-ulang dan sesekali membaca liriknya dalam cover kaset, tapi apa yg dirasakan oleh anak berumur 16 tahun yg baru belajar mengenal dunia. No Comment, it’s just punk rock band. Tidak ada kesan spesial hingga album “Hangover Decade” keluar ditahun berikutnya. Saya tetap hanya sebatas suka dgn lagu-lagu mereka tanpa paham apa makna tersirat dibalik goresan tinta dibalur nada yg dibuat Om Bobby, Om Eka dan Om Jerink.

Tahun 2006 “Black Market Love” mulai membumi dan sebagai remaja 19 tahun pasti sudah ada hal yg saya dapat selama 3 tahun mengikuti perkembangan dunia. (Pada saat itu saya sedang menikmati sebuah band punk lainnya ROCKET ROCKERS dgn album RAS BEBAS-nya). Tapi justru kekagetan yg saya rasa saat pertama kali mendengar album ini. Gelap, kelam, sedih, seperti menceritakan sisi ketakutan manusia terhadap hidupnya dibumi yg semakin tdk terkendali ini. Dan mulailah saya buka lagi album “Kuta Rock City” & “Hangover Decade”, untuk mentelaah adakah sebuah pesan yg ingin dicerna dgn kesamaan persepsi antara SID sebagai source dan Outsiders (begitulah sebutan fans SID) sebagai receiver.

Kuta Rock City” lebih banyak menggambarkan keceriaan punker muda dlm menjalani hidup. Lagu-lagu bernuansa riang dan terkadang diselingi teriakan-teriakan seorang rocker. Suaru serak Om Bobby belum begitu kental di album ini. Fenomena hidup yg diangkat ke permukaan menbuat sudut pandang terhadap sesuatu akan menjadi lebih luas. Lagu tentang cinta, persahabatan, permusuhan, kehidupan remaja dalam suatu sistem sosial ditampilkan dalam nalar yg berbeda. Bukan percintaan yg cengeng dan penuh air mata tapi percintaan dgn kekuatan utk tetap saling peduli dan hidup kuat ditengah keterbatasan. Track favorit saya adalah “All Angels Cry”, saat malaikat pun menangis melihat apa yg terjadi di dunia ini. “Can You tell me why The world is so ugly… … …”. Suara strings disini seperti mengantar manusia bertemu dgn malaikat, Rasakanlah…

“Hangover Decade” album terbaik dari SID sejauh ini menurut saya. Musik yg lebih rapih, sound yg lebih jelas dan yg pasti tdk mengurangi makna dari lagu yg ingin disampaikan. Masih dgn tema yg sama tapi dgn penyampaian yg beragam & lebih luas. Album ini termasuk album terbaik dalam hidup saya mendengarkan musik. Tidak ada satu lagu yg saya sukai disini karena semua lagi di album ini sangat sata gemari tapi jika harus memilih satu, saya akan memilih “Fallnig Down”. Lagu yg berduet dgn Melanie Subono ini terdengar konyol dan lucu dari segi liriknya. Mungkin ini bagian dari sisi humor Om-Om SID. :) (sayangnya album ini dipinjam teman saya dan dibawa pulang kampung oleh dia, jika loe baca tulisan gw > balikin ya kaset gw. Hehe…)

“Black Market Love” lebih banyak menjelaskan tentang pesan tentang kehidupan yg dialami Om-Om SID dalam 2 tahun terakhir apalagi semenjak terjadi bom Bali. Hal yg sangat memukul Bali dan tentunya Indonesia juga. (Saat saya berkunjung keBali sesudah bom, aura-aura kecurigaan masih mengancam disana. Saat sebelum bom, aura kehangatan sangat terasa. L.O.V.E_B.A.L.I)
Album ini berisi seperti kemarahan seseorang yg tertuang dengan emosi sambil tangan yg memegang gelas dgn erat hingga gelas tersebut retak. Tentang harapan, mimpi, perbedaan, bahwa kita hidup dgn keadaan beragam tanpa harus saling merasa benar sendiri. Bumi ini luas dgn berjuta-juta pemahaman individu terhadap kehidupan. Pembelajaran tentang keberagaman adalah poin penting yg saya dapat di album ini. “Kenapa semua harus seragam, mungkinkah kita hidup saling jaga walaupun berbeda” sesuai dgn semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yg hanya jadi semboyan di negara ini, dan mulai hilang akhir-akhir ini.

“Angel and The Outsiders” album yg rilis 2009 ini bisa dibilang sebagai suatu persembahan buat para teman-teman yg selalu berada dibelakang dan selalu mendukung SID. Alum hadiah begitu lah saya menyebut album ini. Hadiah buat para Outsiders dan masayarakat Indonesia yg tdk berpikir pragmatis. Favorite track : “Saint of My Life” membuat saya ingin cepat punya anak, :).

Pembelajaran seseorang dalam hidup terkadang didapat melalui pengalaman tapi ada hal yg terkadang luput menjadi sebuah pelajaran, pesan dibalik sebuah lagu itulah yg coba di tampilkan SID. Seniman yg berkualitas adalah mereka yg bertanggung jawab terhadap karyanya. Contoh kecilnya adalah lagu “Marah Bumi”, lagu tentang keserakahan manusia menguliti bumi. Apa yg SID lakukan? Bersepeda utk mengurangi polusi udara. Mereka bukan malaikat bukan juga pahlawan hanya manusia yg kadang salah dan benar yg mencoba memberikan pelajaran terhadap anak-anak muda bangsa ini yg mulai kehilangan arah. Pembelajaran dari sosok yg dianggap sinis oleh orang-orang kolot karena tampilan mereka. Tetaplah berjuang Om Bobby, Om Eka & Om Jerink, nyalakan terus api dalam dada karena kalian muda beda dan berbahaya…!!!
(Kata Om Jerink saat acara “Bukan 4 Mata” : punk itu ada di dalam hati, bukan di penampilan)

1 komentar:

  1. diantara 6 lagu berikut, mana yg menurut kamu paling memiliki makna dalam? kasih alasannya yaa.. :)

    1. Citra O.D
    2. Marah Bumi
    3. Kuat Kita Bersinar
    4. Luka Indonesia
    5. Kita vs Mereka
    6. Jadilah legenda

    BalasHapus